Dari Percakapan Lesunya Industri Media Hingga Kabar Kompas TV Sport Gulung Tikar

Baru kemarin seorang rekan wartawan di Makassar chat mengeluhkan lesunya industri media massa. Hari ini dapat kabar Kompas TV Sport pamit undur diri.

KEMARIN, seorang kawan menghubungi saya lewat WhatsApp. Dia wartawan senior yang sangat dihormati di Makassar.

Di dunia jurnalistik, dia sudah malang melintang. Dia dikenal dengan integritasnya yang tinggi. Ketika disodorkan amplop usai liputan, dia dengan tegas menolak. Sesekali dia menegur dan melarang jurnalis lain -- apalagi yang tergabung dalam organisasi jurnalis -- menerima hal seperti itu.

Saya sangat takzim dengannya.

Waktu masih bekerja sebagai jurnalis, hampir tiap hari kami nongkrong di salah satu warung kopi. Dari dia, saya banyak belajar tentang dunia jurnalistik dan pentingnya integritas seorang jurnalis di lapangan.

Meski terbilang sudah lama di media, bahkan rekan jurnalis temannya liputan di masa lalu sudah jadi pemimpin redaksi, dia masih aktif liputan di lapangan bersama para jurnalis muda.

"Assalamualaikum. Sudah tidak di mediaki? Saya lihat aktif konten FB-ta," katanya memulai percakapan.

Yah kami sudah lama tidak berkomunikasi. Sejak saya sakit awal tahun 2023 lalu. Barulah lagi kemarin dapat pesan dari dia.

"Iye kak, saya sudah tidak di media," saya meresponnya dengan takzim.

Tidak banyak yang kami obrolkan di aplikasi percakapan. Sepertinya dia mengetahui aktivitasku dari konten otomotif yang sering saya bagikan di Facebook. Ia memberi saran tentang gambar video yang baik agar penyimaknya makin bagus. Tentunya saya sangat berterimakasih.

Soal konten video, sepertinya kawan saya ini tidak diragukan lagi. Selain berprofesi sebagai dosen jurnalistik, juga aktif liputan berita untuk televisi di lapangan.

Sebelum mengakhiri percakapan singkat itu, sepertinya dia juga mulai prihatin dengan kondisi media mainstream saat ini. Peminatnya menurun drastis tergerus arus media sosial.

Selain itu, industri media juga makin mengkhawatirkan. Iklan makin menurun. Kerjasama dengan pemerintah dalam bentuk pendanaan terus dipangkas. Pada akhirnya banyak jurnalis diberhentikan. Bahkan beberapa media sampai gulung tikar.

Baru saja kemarin kami bahas tentang lesunya industri media, pagi tadi kabar Kompas TV Sport pamit juga ramai di jagad maya. Program itu bukan lagi pamit undur diri karena topiknya sudah selesai lalu tayang kembali esok pagi. Kali ini pamit undur diri untuk selamanya.

Kabarnya, penutupan program olahraga Kompas TV yang hampir 12 tahun tayang itu dilakukan karena terjadi PHK besar-besaran di internal media tersebut.

Sebagai warga negara Indonesia dan orang yang pernah bergelut di dunia jurnalistik, saya turut sedih mendengar kabar ini. Apalagi menyaksikan presenter Gita Maharkesri tersedu-sedu membawakan siaran terakhir programnya.

Tentunya bukan hanya industri media yang lesu, ada yang lebih menyedihkan yaitu karyawan yang di-PHK makin banyak. Untung kalau ada tabungan yang bisa dipakai untuk bertahan hidup sambil mencari pekerjaan baru.

Apalagi saat ini mencari pekerjaan sangat sulit. Kerja di kantor pemerintahan atau perusahaan swasta pun tidak menjamin keberlangsungan hidup kedepannya. PHK mengintai dimana-mana dan dapat terjadi kapan saja. Masa depan penuh dengan ketidakpastian.

Di tengah ketidakpastian dunia kerja, kita perlu berinovasi agar tidak tergantung dengan pekerjaan di kantor pemerintahan maupun industri swasta. Salah satu cara yang mungkin bisa dilakukan agar tidak bergantung pada pemerintah adalah berwirausaha.

Sejak awal tahun 2025, saya mulai kembali bekerja. Bukan lagi sebagai jurnalis. Pekerjaan itu terlalu berat untuk kondisi kesehatanku saat ini.

Bekerja di bawah tekanan apalagi berlama-lama menatap layar gawai atau laptop membuat mata saya perih. Kadang sakit terasa sampai di kepala. Pusing. Leher bagian belakang ikut tegang.

Oleh karena itu, saya mulai membuka usaha bengkel di rumah. Pekerjaan yang menurut saya tidak terlalu menguras pikiran. Kemudian bisa bekerja lebih santai tanpa adanya tekanan dari atasan.

"Tetap semangat ya. Semoga kami juga bisa jadi enrepreneur di tengah lesunya industri media massa," kata kawan tadi mengakhiri percakapan kemarin.(*)



About the Author

Blogger pemula dari Makassar.

Posting Komentar

Tinggalkan komentar di bawah ini dan bagikan pendapat Anda tentang artikel di atas.