Saat Menyandang Status Mahasiswa Otomotif Menjadi Berat

DUA orang gadis terlihat kebingungan. Di depannya ada sebuah sepeda motor Beat warna biru yang tidak bisa hidup. Seorang laki-laki terus mencoba menghidupkan dengan menginjak starter kaki yang berada di sebelah kiri.

Tapi, sepeda motor itu tak kunjung bunyi. Saat saya tiba, ternyata salah seorang gadis itu mengenal saya. Namanya Nurhatina. Dia merupakan pengurus lembaga kemahasiswaan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar sama seperti saya. Hanya kami beda jurusan.

Dia mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, dan saya Jurusan Pendidikan Teknik otomotif.

Nurhatina memanggil saya dan meminta tolong memperbaiki motornya. Apalagi dia mengetahui kalau saya berasal dari Jurusan Otomotif yang memang mempelajari tentang kendaraan. Apalagi saya sudah menuju semester akhir. Tentunya teori ataupun praktik sudah dipelajari semua.

Saya kemudian mencoba menghidupkan. Berdasarkan pengalaman, jika sepeda motor tidak mau hidup apalagi dalam jangka waktu yang lama tidak dihidupkan, hal yang harus dilakukan pertama kali adalah melakukan starter kosong dengan cara kunci kontak di matikan.

Setelah men-starter kosong, saya kemudian memutar kunci kontak menjadi ON dan men-starter terus menerus. Tapi mesinnya tak kunjung hidup.

Saya juga mulai kebingungan. Kedua gadis tersebut kemudian bertanya. "Apanya itu yang rusak. Kenapa tidak mau bunyi," tanyanya.

Dengan status mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif, apalagi semester akhir, tentunya saya harus menjawabnya dengan dengan baik. "Kayanya businya yang bermasalah. Tapi tidak ada kunci-kunci untuk memperbaikinya," jawabku.

Itu merupakan jawaban yang paling sering saya ucapkan jika mendapatkan masalah seperti itu. Meskipun saya belum mengetahui dengan jelas masalahnya.

Masalah seperti ini tentunya menjadi tantangan bagi mahasiswa Jurusan Otomotif. Apalagi yang saat ini, yang namanya kendaraan ada di mana-mana dan semua orang sudah hampir memiliki.

Lain halnya saat saya pergi melaksanakan Pelatihan Keterampilan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PKJTLN) di Padang Sumatera Barat pada tahun 2017 lalu. Yah, saya mahasiswa Jurusan Otomotif tapi pelatihannya tentang Jurnalistik.

Di akhir kegiatan tersebut, kami, mahasiswa yang berasal dari Makassar, memimilih untuk jalan-jalan di tempat wisata yang ada di Padang. Dua dari UNM, dua dari Unhas, dan dua dari UIN Alauddin.

Kami kemudian mengumpulkan uang masing-masing Rp50.000 untuk sewa mobil rental. Setelah itu, salah seorang diantara mereka mengatakan, "nanti bang Wahyudin atau bang Mastur yang bawa mobil, kalian kan Jurusannya Otomotif."

Dengan tersenyum, saya mengatakan "Jurusan kami memang Otomotif, tapi kami tidak bisa bawa mobil," ucapku.

Untung saja, dua mahasiswa dari Unhas, Fatur dan Said bisa mengendarai mobil. Fatuh merupakan mahasiswa Hukum Unhas, dan Said mahasiswa Matematika Unhas.

Ternyata, bukan hanya saya yang mengalami hal seperti ini. Salah seorang dosen saya saat mengajar, sering menceritakan masa lalunya saat masih berstatus mahasiswa.

Ia menceritakan bahwa sebuah kebanggaan jika menggunakan baju kaos hitam dan bertuliskan TEKNIK OTOMOTIF UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR di belakang.

Pernah suatu ketika, ia mendapatkan sebuah mobil di pinggir jalan sedang mogok. Kemudian dosen saya lewat dengan menggunakan baju yang menandakan dia mahasiswa Otomotif.

Saat dipanggil dan di suruh memperbaikinya, ia mengatakan bahwa saat itu, dosen saya tidak mengetahuinya.

Sejak saat itulah, ia mulai jarang menggunakan baju kaos bertuliskan TEKNIK OTOMOTIF karena ilmu dan pengalaman yang masih kurang.(*)

signature
Next Post Previous Post