Pesona Lobang Jepang di Bukittinggi

MEMESONA. Lubang ini tersembunyi di Bukittinggi. Dulu sangat rahasia. Kini dijadikan objek wisata. Orang ramai datang menikmatinya.

Namanya Lobang Jepang. Berlokasi di Jalan Panorama, Bukit Cangang Kayu Ramang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Jaraknya 2.916 kilometer dari Kota Makassar.

Lubang ini dibuat tahun 1942. Saat kolonial Jepang menjajah Indonesia. Karena sangat rahasia, tentara Jepang mempekerjakan orang luar Bukittinggi.

Ada dari Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Mereka disebut Romusha. Pribumi yang dipekerjakan secara paksa.

Butuh sekitar dua tahun Romusha membuatnya. Ribuan diantara mereka meninggal selama mengerjakan itu.

Inilah terowongan bawah tanah terpanjang di Asia. Panjangnya mencapai 8 kilometer.

Tahun 2017 lalu, saya menelusurinya. Bersama teman-teman pers mahasiswa Indonesia.

Sebenarnya sudah lama, cuman baru ada niat untuk menuangkan jadi catatan perjalanan ke blog pribadi www.wahyudintamrin.com.

Sekitar 30-an orang kami ke sana. Masuk lewat Taman Panorama. Di sinilah salah satu pintu masuk ke lubang.

Meski ada pintu lain seperti di Ngarai Sianok, samping Istana Bung Hatta, dan juga di Kebun Binatang.

Di depan pintu masuk, kami disambut beberapa guide. Di sisi kiri terpampang denah terowongan ini.

Guide itu menjelaskannya panjang lebar. Mereka mengatakan tentara Jepang menggunakannya sebagai pertahanan. Juga tempat penyimpanan bekal dan peralatan perang.

Panjang terowongan bawah tanah itu mencapai 8 kilometer. Namun pada bagian tertentu ditutup terali. Pengunjung hanya bisa menelusuri hingga 1,5 kilometer saja.

"Lewat batas itu tidak aman. Oksigen kurang. Juga bisa nyasar dan tak kembali," kata mereka.

Para guide itu menawari untuk memandu kami. Berhubung diantara kami ada mahasiswa Universitas Negeri Padang dan Universitas Andalas. Mereka sudah menguasai medan di terowongan ini. Jadi tidak perlu bantuan guide.

Perjalanan pun dimulai. Satu persatu kami ke pintu gerbang. Lalu masuk ke lubang. Melewati ratusan anak tangga.

Lubang itu cukup dalam. Sekitar 60 meter di bawah permukaan tanah Kota Bukittinggi.

Setelah masuk ke lubang, tidak ada lagi cahaya matahari. Hanya lampu listrik yang dipasang pada dinding jadi penerang dalam perjalanan. Beberapa titik masih sangat gelap.

Total anak tangga sebanyak 132. Setelah melewati itu semua, mulailah berjalan datar. Menelusuri labirin.

Lebar terowongan hanya sekitar 2 meter. Sebagian dinding sudah disemen. Tapi masih ada berupa tanah.

Katanya tanah tersebut sangat kokoh. Jika terkena air akan makin kokoh. Bahkan saat gempa berkekuatan 5,8 SR mengguncang Kota Bukittinggi tahun 2007 lalu tidak membuat terowongan ini goyah.

Saya tak bisa membayangkan jika sedang di bawah sana kemudian gempa dahsyat terjadi.

Dalam penelusuran, sepanjang kiri dan kanan terowongan terdapat banyak ruangan. Saling terhubung bak labirin. Nama ruangan ditulis pada papan informasi di atasnya.

Katanya, setidaknya ada 21 ruangan di sepanjang terowongan itu.

Beberapa yang saya temukan seperti ruang amunisi, ruang penyergapan, ruang tidur, ruang pelarian, ruang penyiksaan, ruang sidang, ruang rapat.

Diujung penelusuran, saya menemukan ruang penjara. Setelah itu buntu.

Di sisi kiri penjara ada dapur. Di sebelah dapur ada ruang pengintaian.

Suasana di sana cukup mengerikan. Untung saya ke sana bersama beberapa teman. Sehingga tidak terlalu menyeramkan.

Penjara itu digunakan tentara Jepang untuk mengurung tenaga kerja atau tahanan. Jika ada tahanan meninggal, terlebih dulu dimutilasi atau dipotong-potong di dapur.

Kemudian di buang melalui salah satu lubang kecil di ruang pengintaian. Lubang itu tembus ke jurang.

Sehingga potongan mayat tidak ditemukan. Demikian beberapa cerita yang saya dapatkan. Sangat mengerikan.

Setelah melihat, juga mengabadikan gambar di depan penjara, saya bersama kawan kembali. Hampir tiga jam kami jalan kaki menelusuri terowongan itu.

Mungkin jika berjalan di aspal atau jalan biasa, sudah sangat melelahkan. Tapi dengan berbagai tempat menakjubkan dan penuh sejarah, rasa capek itu kurang terasa.

Hehe tetap ada rasa capek, tapi kalah dengan rasa penasaran. Apalagi untuk keluar lobang, harus menaiki 132 anak tangga lagi.

***

DEMIKIAN cerita perjalanan tentang Pesona Lobang Jepang di Bukittinggi. Sungguh memesona. Menakjubkan dengan berbagai kisah tragis di masa lampau.

Sejarah itu tidak akan sirna. Lobang Jepang akan menjadi tempat rekreasi untuk belajar sejarah.

Terimakasih sudah membaca sampai selesai.

Salam,

signature
Next Post Previous Post
2 Comments
  • Mbul Kecil
    Mbul Kecil 4 April 2024 pukul 18.07

    aku dah pernah ke sini nih. Kalau ke bukittinggi mang salah satu yang paling recomended adalah lobang jepang...Aku nyampe masuk terus ke dalam lorongnya yang makin menyempit juga turun yang ada undakannya itu loh...Aku ga bisa bayangkan pada zamannya pembuatannya ini pastinya sangat menguras tenaga banget...romusha huhu...tapi aku juga suka tuh pemandangan yang di luarnya deket jam gadang ama ada pasar seni yang jual kesenian renda bangku ama tas tas rajutnya cantik cantik banget

    • Wahyudin Tamrin
      Wahyudin Tamrin 4 April 2024 pukul 21.55

      hehe iya, menelusuri lorong-lorongnya ramai-ramai saja membuat bulu kuduk merinding. Apalagi kalau sendiri..Beberapa ruangan masih gelap, beberapa remang-remang membuat terasa angker.

      Untuk menelusurinya dengan teman-teman yang sudah pernah ke sini. Seandainya tidak, mungkin bisa kesasar di dalam lorong.

Add Comment
comment url