Perasaian Tahun 2023

Ilustrasi pergantian tahun 2023 ke 2024 (Sumber: freepik.com)
Ilustrasi pergantian tahun 2023 ke 2024 (Sumber: freepik.com)

TAHUN 2023 segera berakhir. Tinggal menghitung jam, tahun berganti. 2024 telah siap menyambut esok pagi.

Tante saya tiba-tiba menelpon usai salat Isya. Namanya Mufsiha. Tapi kerap dipanggil Paccing. Dia masih muda. Dua tahun lebih muda dari saya. 

Tapi sudah menikah. Punya satu anak.

Dia memanggil ke rumahnya malam ini. Bersama keluarga besarnya, siap menyambut malam tahun baru. Beberapa menu yang disiapkan adalah jagung dan cumi-cumi.

Rumahnya ada di puncak gunung. Rumah panggung yang bawahnya dipasangkan batu bata. Juga jadi rumah batu. Tapi rumah itu baru setengah jadi. 

Di sampingnya ada villa. Pemandangan di sana sangat indah. 

Jaraknya tidak jauh dari rumahku. Hanya beberapa menit menggunakan sepeda motor. Kami masih satu desa dan satu dusun. Hanya beda RT (rukun tetangga).

Sebenarnya saya sudah ada niat. Ipar saya juga niat. Tapi tiba-tiba kemenakan ku menangis. Dia masih kecil. Ingin ikut. Tapi tidak diizinkan.

Kami menunggu dia tidur. Tapi tak kunjung tidur hingga pukul 10 malam. Akhirnya saya dan ipar batal pergi. 

Malam makin larut. Saya pergi sikat gigi. Lalu ke kamar. Gantung kelambu. Lalu menulis catatan ini. Berefleksi sebelum tidur. Bagaimana melalui 365 hari di tahun 2023 ini.

Mengawali tahun ini, cukup cerah. Awal Januari, saya mendapat tugas dari kantor. Meliput di Ibu Kota Negara Jakarta. Belum Nusantara.

Ini kali kedua saya ke Jakarta. Sebelumnya pernah sekali. Tapi hanya transit di Bandara Soekarno-Hatta. 

Saat itu saya berangkat ke Padang. Lalu transit di sana. Hanya singgah mengencingi toilet bandara tersebut. Tidak sempat keluar dari lokasi bandara.

Awal tahun ini, saya menjajaki beberapa wilayah kota terpadat di Asia Tenggara ini. Menginap tiga malam di salah satu hotel. 

Momen inipun kesempatan saya menjelajahi beberapa tempat.

Hanya tiga hari tiga malam, saya kembali ke Makassar. Kurang lebih seminggu di Kota Daeng, saya tiba-tiba menggigil. Demam. Tulang remuk semua. Masuk rumah sakit. Perasaian.

Hasil diagnosa: Tipes.

Saya dirawat selama tiga hari. Lalu istirahat di rumah selama sebulan. Lalu kembali bekerja di akhir pertengahan bulan Februari.

Kurang lebih sebulan, saat memasuki puasa, penyakit itu kambuh lagi. Saya pulang. Periksa ke dokter saraf. Didiagnosa, selain tipes, juga vertigo central.

Selama tiga Minggu saya tidak puasa. Bolak balik ke rumah sakit. Selama berbulan-bulan ke rumah sakit kontrol kesehatan. Ratusan pil pahit saya telan. Belum sembuh.

Saya kemudian pakai ramuan herbal. Minum berbagai macam tanaman obat. Namun hingga malam ini, rasa sakit di kepala masih terasa.

Hampir 90 persen dari 365 hari di tahun 2023 saya lalui hanya di rumah. Istirahat total. Tidak bekerja. Tidak mendapat pemasukan. Tapi pengeluaran terus-menerus.

Hampir sebelas bulan tahun ini hanya saya lalui di rumah. Tidak ada aktivitas selain istirahat. Minum obat. Bangun. Tidur. Makan. Begitu seterusnya.

Rasa bosan selalu menghampiri. Kadang membuat stress. Susah tidur. Dan seterusnya.

Di sisi lain, penyakit ini menyadarkan. Betapa banyak nikmat yang saya kurang bahkan tidak sadari saat sehat.

Sibuk bekerja. Kadang lupa waktu. Bekerja siang dan malam. Pulang hanya untuk tidur. Bangun tidur langsung kerja.

Saat masih sehat, juga kadang lupa diri. Lupa memberi makan pada tubuh dan ruhani. Hingga membuat jasmani sakit dan jiwa pun menjadi kering.

Momen inilah, saat stress menghampiri, saat tidak ada obat saya temukan mampu menyembuhkan, kembali mengingat-Nya.

Sadar bahwa semua yang terjadi, termasuk sakit yang saya alami, adalah takdirnya. Sudah ketetapannya. 

Saya hanya bisa bersabar menghadapi, lalu mulai mensyukuri nikmat-Nya yang tak pernah putus meski saya saya dalam keadaan lupa.

Termasuk penyakit yang saya alami sekarang adalah nikmat dari-Nya. Dengan penyakit ini membuat saya merasa bisa lebih dekat dengan-Nya.

Semoga dengan penyakit ini, dosa-dosa yang lalu bisa sedikit demi sedikit dihapuskan. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim.

"Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu musibah berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah akan menggugurkan dosa-dosanya dengan sakitnya itu, sebagaimana sebatang pohon yang menggugurkan daun-daunnya." (HR Al Bukhari dan Muslim).

Demikianlah sedikit refleksi saya menutup tahun ini sebelum tidur. Bagi saya juga keluarga di rumah, tidak ada yang spesial dalam pergantian tahun ini. 

Tidak ada acara spesial ataupun aktivitas khusus. Semuanya dilalui seperti biasanya.

***

DEMIKIAN cerita tentang xxx. Terimakasih sudah membaca sampai selesai. Silakan tinggalkan jejak di kolom komentar agar kita bisa saling kenal.

Salam,

signature
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url