Pentingnya Membangun Kepercayaan

Cara membangun kepercayaan dengan rumus T=C+I+i-SI. Competency harus ditingkatkan. Integrity dijaga. Intimacy dibangun. Self-Interest dikurangi.

SUATU ketika, saya mengikuti sebuah pelatihan tentang kepemimpinan dan perdamaian. Salah satu materinya adalah 'BUILD TRUST' yaitu bagaimana seorang pemimpin membangun kepercayaan. Ketika pemimpin tidak dipercaya, maka akan sulit untuk memimpin orang lain.

Kali ini saya tidak ingin membahas lebih jauh tentang kepemimpinan. Melainkan tentang wirausaha yang ingin saya geluti kedepannya. Menurut saya bukan hanya pemimpin yang butuh dipercaya, seorang wirausaha juga penting untuk 'BUILD TRUST' agar dipercaya sama pelanggan.

Teori 'BUILD TRUST' itu punya rumus sederhana: T = C + I + i - SI. Nilai T akan tinggi jika nilai C, I, dan i tinggi kemudian nilai SI rendah.

T = Trust (kepercayaan bisa tinggi kalau):

  • C = Competency (ditingkatkan)
  • I = Integrity (dijaga)
  • i = Intimacy (dibangun)
  • SI = Self-Interest (dikurangi)

Pertama competency. Orang akan sulit mempercayai kalau kita tidak punya kompetensi. Katakanlah untuk memimpin sebuah perusahaan atau daerah, pemimpin harus punya kompetensi di bidang kepemimpinan. Bagaimana dia akan dipercaya jika tidak berkompeten.

Kompetensi bisa dilihat dari perilaku dan tindakan sehari-hari. Bisa juga dari pengalaman dan rekam jejak yang pernah dilakukan. Kompetensi juga bisa dibangun dan ditingkatkan melalui pendidikan maupun pelatihan.

Inilah alasan saya mempublikasikan sertifikat dan ijazah yang berisi materi berkaitan dengan usaha saya. Kenapa saya mendirikan usaha bengkel sepeda motor, listrik, dan las? karena saya punya kompetensi di bidang itu yang dibuktikan dengan ijazah dan sertifikat.

Saya pernah mempelajari teorinya di sekolah dan kampus, pernah praktek langsung di industri, dan sedang mengajarkannya di sekolah.

Sebagai bengkel baru, banyak tetangga dan calon pelanggan belum mengetahui latar belakang saya. Sehingga saya coba mempublikasikan ini untuk membangun kepercayaan dari mereka. Hehe.

Kedua integrity. Integritas harus dijaga ketika menjadi seorang pemimpin atau wirausaha. Selalu jujur dalam setiap keadaan. Antara hitam dan putih harus jelas. Jangan ada abu-abu dalam membuat keputusan.

Kalau olinya asli, katakan asli. Kalau KW katakan bukan asli. Jangan sampai ada oli aspal (asli tapi palsu) dijual. Karena itu akan menurunkan kepercayaan pelanggan. Bisa merusak reputasi usaha.

Kemudian jujur dalam bekerja. Menjelaskan kepada konsumen apa yang dikerjakan dan perlu diganti. Sebagai pemula, tidak perlu keuntungan yang banyak. Minimal pelanggan bertambah dan onderdil lancar.

Jujur dalam bekerja mungkin sederhana tapi bisa meningkatkan kepercayaan konsumen. Sebaliknya kalau diabaikan, bisa menurunkan kepercayaan mereka bahkan bisa meninggalkan kita dan beralih ke orang lain.

Ketiga Intimacy. Kedekatan atau hubungan emosional perlu dibangun dengan bawahan atau konsumen. Karena kedekatan bisa meningkatkan kepercayaan orang lain.

Sebagai contoh, sebuah bengkel A dan B memiliki kompetensi yang sama dan semuanya berintegritas. Tapi saya mengenal si A dan memiliki kedekatan dibanding si B, maka saya kan pilih si A meskipun jarak bengkelnya lebih jauh dari si B.

Tidak jarang kita menemui kedekatan lebih diutamakan ketimbang kompetensi. Karena saya dekat dengan dia, proyek ini saya berikan saja ke dia. Atau dalam memilih pemimpin, kadang kedekatan lebih utama daripada kompetensi.

Untuk membangun kedekatan atau hubungan emosional, bisa melakukan beberapa pendekatan. Mulai dari kekeluargaan, tetangga, mencari kesamaan seperti asal daerah, suku, hobby, hingga prinsip dan nilai yang dipegang. Yang terpenting juga bangun komunikasi yang baik.

Terakhir self-interest. Self-interest adalah tindakan atau motivasi yang didasarkan pada keinginan untuk menguntungkan diri sendiri dan cenderung mengabaikan orang lain.

Yah memang, dalam hidup kita selalu mencari keuntungan. Apalagi dalam bisnis. Tapi keuntungan atau keinginan pribadi juga perlu mempertimbangkan keinginan orang lain.

Kalau bisa win-win solution. Tapi, konsumen juga punya keinginan pribadi. Jika hal tersebut bisa menguntungkan dia dan tidak merugikan bisnis kita, yah disinilah self interest kita perlu dikurangi. Mengesampingkan kepentingan pribadi demi masa depan bersama yang lebih baik. Kira-kira begitulah.

Demikianlah catatan singkat ini yang menjadi panduan untuk diri saya dalam membangun sebuah usaha kedepannya.(*)

About the Author

Blogger pemula dari Makassar.

إرسال تعليق

Tinggalkan komentar di bawah ini dan bagikan pendapat Anda tentang artikel di atas.