Pray For Palu, Akan Ada Hikmahnya

PRAY for Palu. Jumat (28/9), gempa bumi dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala. Banyak sanak keluarga, guru, serta teman seperjuangan di bangku sekolah 3 hingga 13 tahun yang lalu menjadi korban. Ada yang terluka parah dan ada juga yang meninggal dunia.

Alhamdulillah semua keluarga yang sedang berada di Kota Palu selamat. Ada sepupu (Nusyifa Aulia) yang sedang sekolah di MAN 1 Palu Barat menjadi korban. Juga adik bungsu ayah (Rustia beserta keluarga).

Tiga hari tidak ada kabar. Kontak tak bisa dihubungi. Hanya berita menegangkan silih berganti di media daring dan televisi. Mulai dari detik-detik terjadinya gempa, tsunami melanda pantai talise, lumpur yang mengubur rumah warga, hingga jumlah korban yang mencapai ribuan meninggal dunia.

Sedih rasanya melihat tempat rantauan seperti ini. 10 tahun mencari sumber kehidupan, sekolah mulai tingkat dasar hingga tingkat menengah atas kini hancur rata dengan tanah.

Sehari pasca gempa dan tsunami, sanak keluarga yang tinggal sedikit jauh dari Kota Palu (Kecamatan Lindu) tentunya sangat khawatir dengan anak yang sekolah di Kota Palu. Perjalanan yang biasanya ditempuh 3 sampai 4 jam menggunakan sepeda motor, kini di tempuh selama 1 hari 1 malam berjalan kaki.

Bagaimana tidak, jarak antara Kecamatan Lindu ke Kota Palu sekitar 53,8 KM. Menyeberang danau, dan melewati beberapa gunung. Sebelumnya, kendaraan roda empat susah untuk sampai di kecamatan tersebut. Tapi sekarang, kendaraan roda dua pun tak bisa lewat karena longsor yang terjadi akibat gempa. Sehingga, mau tidak mau, paman saya (Muhammad Yusuf Idris) terpaksa berjalan kaki agar bisa menemui anak perempuannya (Nursyifa Aulia) yang sedang sekolah di Kota Palu.

Sebuah perjuangan yang luar biasa. Menempuh perjalanan yang rusak, kadang mendaki dan menurun melewati gunung, aspal bergelombang, getaran tanah yang tak pernah berhenti, dan dilakukan juga di tengah gelapnya malam gulita karena tak ada arus listrik. Namun semua itu mampu dilalui demi menemui sang anak.

"Traumaka sappo sama air laut. Orang Lindu yang datang hanya bajalan kaki. Karena jalanan rusak parah," kata seorang sahabat (Irfan) yang merasakan langsung dahsyatnya gempa berskala 7,4 SR yang disertai dengan tsunami.

Hingga sekarang, gempa masih terus terjadi dengan getaran yang sudah kecil. Paman juga sudah kembali ke kampung (Kecamatan Lindu) dari Kota Palu berjalan kaki bersama anaknya dan beberapa kerabat. Kemungkinan mereka baru bisa sampai di rumah besok siang.

Semoga kalian diberi kekuatan untuk menempuh perjalanan 53,8 KM melewati beberapa gunung. Dan semoga tiba di rumah dengan selamat.

Sesunggunhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. (Q.S. Al-Insyirah). Semua pasti ada hikmanya.

***

DEMIKIANLAH catatan harian tentang pray for palu, akan ada hikmahnya. Terimakasih sudah membaca sampai selesai. Silakan tinggalkan jejak di kolom komentar agar kita bisa saling kenal.

Salam,

signature
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url