MAHASISWA Universitas Negeri Makassar kembali melakukan aktivitas mahasiswa seperti biasanya setelah libur selama 40 hari. Yah, hari ini, Senin 4 Februari kuliah perdana semester genap tahun 2019 dimulai.
Tak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Setiap kuliah perdana, proses belajar mengajar belum berjalan dengan baik.
Hanya sebagian mahasiswa yang hadir. Mungkin lebih banyak yang ingin menambah libur. Apalagi besok angka di tanggal berwarna merah, jadi otomatis libur.
Bukan hanya mahasiswa. Sebagian dosen juga masih mengulang kebiasaan yang kurang baik seperti tahun-tahun sebelumnya. Banyak diantara mereka yang juga absen ke kampus.
Mungkin mereka berpikir percuma hadir ke kampus di awal perkuliahan karena pasti mahasiswa yang hadir masih sedikit. Begitupun mahasiswa mungkin berpikiran bahwa perkuliahan belum aktif, dosen juga belum masuk, sehingga juga ikut-ikutan absen.
Namun kuliah perdana ini hanya berlaku bagi mahasiswa yang masih memiliki mata kuliah tatap muka atau di dalam kelas. Bagi mahasiswa semester akhir, khususnya yang telah masuk semester 14, ini merupakan kuliah perdana terakhir bagi mereka.
Semester ini mereka akan keluar dengan gelar sarjana dari kampus jika mereka beruntung. Dan jika tidak beruntung, mereka akan dikeluarkan secara paksa dari kampus tanpa gelar apalagi selembar ijazah.
Yah, semester ini tentunya menjadi momok dan momen krusial bagi mahasiswa semester akhir. Semua potensi dan kemampuan harus dikeluarkan, harus berpikir keras untuk menyelesaikan semua tugas yang tertunda.
Banyak hal yang menjadi penyebab mahasiswa bisa sampai semester 14. Mungkin mereka sengaja ingin manfaatkan waktu menjadi mahasiswa selama tujuh tahun.
Bergabung di organisasi mahasiswa sebanyak-banyaknya di internal maupun eksternal kampus. Meskipun telat selesai, jika mereka banyak ikut kegiatan mahasiswa, tentunya memiliki kelebihan dan pengalaman yang lebih banyak dibanding mahasiswa yang cepat selesai.
Namun yang menjadi krusial jika mahasiswa mencapai tujuh tahun kuliah disebabkan karena bermasalah dengan dosen utamanya pembimbing akademik.
Hal seperti ini biasa terjadi di kalangan aktivis mahasiswa. Mereka yang selalu melawan atau menentang kebijakan yang bertentangan dengan mahasiswa.
Tidak jarang mahasiswa seperti ini mendapat kesulitan di akhir studi. Mereka mulai kebingungan ketika dalam kunsultasi tak kunjung mendapat solusi.
Tentunya hal seperti ini bukan cerminan dalam dunia akademik. Kampus merupakan tempat untuk berdiskusi, berpikir secara ilmiah dan sebagainya.
Sebagai dosen atau orangtua di kampus, sepatutnya selalu mencari jalan yang terbaik atau solusi dari setiap permasalahan mahasiswa apalagi bimbingannya. Bukan malah mempersulit mahasiswa. Hal wajar jika mahasiswa melakukan kesalahan, karena kampus merupakan tempat untuk belajar.
Begitupun dengan mahasiswa. Berlaku sewajarnya selagi menjadi anak di kampus. Hormati mereka yang selalu membimbing dan mengajar.
Sebagai manusia biasa, tentunya dosen juga memiliki kesalahan. Jadi hal yang wajar dan memang harus jika "mereka melakukan kesalahan" kita kritik. Namun ada etika dan batasan tindakan maupun perkataan agar tidak terjadi ketersinggungan, sakit hati sehingga menimbulkan dendam.
Semoga di awal semester akhir ini, semua tugas bisa selesai dengan baik dan lancar. Perbanyak berdiskusi, teman yang juga semester akhir agar bisa semangat dan terhindar dari frustasi, stres dan bunuh diri akibat skripsi.