Menjelajahi Keindahan Tersembunyi Air Terjun Jeneberang di Gowa

Menikmati keindahan Wisata Air Terjun Jeneberang di akhir pekan, surga tersembunyi di Gowa dengan pesona magis yang tak terlupakan.


AKTIVITAS padat sebagai mahasiswa akhir di kota metropolitan kadang membuat pikiran suntuk. Apalagi jika masih aktif berorganisasi di lembaga kemahasiswaan. Berbagai program kerja yang dikerjakan bersamaan dengan kuliah dan juga liputan cukup menguras dan pikiran.

Untuk menyegarkan kembali pikiran, saya bersama teman-teman di LPM Profesi UNM memutuskan untuk pergi liburan di akhir pekan, Minggu 8 September 2019 kemarin.

Sebenarnya terdapat beberapa tempat wisata menarik di Kota Makassar. Tapi rasanya cukup bosan karena sudah sering dikunjungi. Kami ingin ke tempat wisata baru yang belum pernah dikunjungi.

Setelah mencari tempat wisata menarik di mesin pencari google, kami temukan wisata Air Terjun Jeneberang, surga tersembunyi di Gowa.

Lokasi Air Terjun Jeneberang

Lokasi Air Terjun Jeneberang terletak di Desa Bontolempangan, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Air terjun ini tersembunyi di balik rimbunnya pepohonan hutan tropis dan belum banyak dikunjungi wisatawan.

Jarak dari Makassar ke Air Terjun Jeneberang sekitar 90 kilometer dengan waktu tempuh menggunakan sepeda motor sekira 2 sampai 3 jam.

Namun, kendaraan tidak bisa langsung sampai ke Air Terjun Jeneberang. Kendaraan hanya bisa sampai di Jembatan Merah Punggawa D'Emba. Setelah itu, harus trekking menelusuri sungai Jeneberang sekitar 2 kilometer.

Perjalanan Menuju Air Terjun Jeneberang

Kami kesana menggunakan sepeda motor. Ada sebelas orang dengan enam sepeda motor. Kami berangkat di Makassar sekira pukul 10.00 Wita.

Waktu yang kami tempuh sampai di jembatan ini sekitar 2 jam lebih. Kami tiba setelah waktu dzuhur atau sekira pukul 12 lewat. Kendaraan diparkir di pinggir jalan dekat jembatan.

Selanjutnya berjalan kaki menelusuri Sungai Jeneberang. Kami turun ke sungai menuruni anak tangga pada beton jembatan. Kondisinya cukup ekstrim.

Setelah tiba di dasar sungai, kami mulai berjalan menyusuri sungai. Kumpulan batu kecil dan besar jadi pijakan tiap langkah menuju ke hulu. Di sisi kiri dan kanan sungai terdapat tebing batu yang cukup tinggi.

Melewati Sungai Jeneberang menuntut kehati-hatian dalam melangkah. Beberapa batuan yang jadi pijakan cukup licin. Bahkan berkali-kali kami menyeberangi air sungai yang arusnya masih cukup deras.

Saat ini (musim kemarau) menjadi waktu terbaik untuk mengunjungi destinasi wisata tersebut. Sayangnya kami menelusuri pas tengah hari sehingga momennya kurang pas. Katanya, pagi hari adalah momen yang paling indah dan lebih baik.

Menelusuri sungai ini juga mengajarkan kerjasama jika dilakukan secara berkelompok. Karena dalam menyeberangi setiap air sungai dan memanjat batu besar butuh kerjasama.

Terbukti lima gadis yang saya temani bisa melaluinya dengan saling bekerjasama. Saling berpegangan saat menyeberangi air yang arusnya cukup deras, begitupun saat memanjat batu yang lumayan besar.

Berbeda halnya dengan satu teman yang bernama Dewan Giyats. Selain berjenis kelamin laki-laki, ia juga lihai dalam bergulat. Beberapa kali menjadi pelatih kung fu. Namun apa daya, mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin itu sempat terjatuh dan terbawa arus saat melintas sungai. Mungkin karena dia melangkah sendirian.

Sejam perjalanan pun seolah tak terasa dengan suguhan pemandangan indah. Dengan tebing di kiri kanan sungai cukup menawan.

Beberapa momen indah pun tak luput dari tangkapan kamera DSLR maupun gawai android kami. Mulai dari susunan batu, tebing, hingga pada puncaknya yakni air terjun.

Trekking menuju Air Terjun Jeneberang merupakan sebuah petualangan yang seru dan menantang bagi kami. Pemandangan alam yang indah dan udara segar yang menyejukkan di sepanjang perjalanan menjadi bonus yang tak ternilai.

Saat tiba di tepi air terjun, kami sejenak beristirahat. Makan bekal nasi dan beberapa snack yang kami beli di perjalanan.

Keindahan Air Terjun Jeneberang yang Memukau

Rasa lelah berjalan menelusuri sungai yang terjal terbayarkan saat melihat pesona Air Terjun Jeneberang yang memukau.

Airnya yang jernih dan segar mengalir deras dari ketinggian sekitar 20 meter. Airnya jernih berwarna biru kehijauan bagaikan kolam alami yang menyegarkan. 

Tebing-tebing batu yang mengelilinginya dihiasi dengan lumut hijau dan tanaman liar yang menjuntai, menambah kesan alami dan asri.

Di bawah air terjun terdapat kolam alami dengan air yang jernih dan segar. Di sini kami sempat berenang dan merasakan sensasi air terjun yang langsung menghantam kepala dan badan.

Selain itu, dibalik air terjun ini juga terdapat goa yang cukup luas. Saya sempat masuk ke goa tersebut menembus air terjun yang seperti tirai menutup pintu goa.

Kami cukup menikmati suasana di air terjun ini selama kurang lebih dua jam. Setelah berenang merendam badan, yang terpenting adalah mengabadikan momen. Foto bersama lalu kembali ke Makassar.

Tips Berwisata ke Air Terjun Jeneberang

Jika ingin ke Air Terjun Jeneberang, ada beberapa tips yang harus diperhatikan. Karena kita menelusuri sungai, sehingga perlu diperhatikan waktu untuk berkunjung.

Hindari mengunjungi tempat ini di musim hujan karena dikhawatirkan air sungai membludak. Sementara dalam perjalanan kita lewat di tengah sungai, sehingga berbahaya untuk keselamatan. Sebaiknya jika ingin ke tempat ini, pergilah di waktu musim kemarau.

Kemudian gunakan alas kaki yang nyaman untuk trekking. Lalu bawalah makanan atau air minum jika ke sini. Karena trekking cukup jauh menelusuri sungai yang terjal. Sementara jalanan menuju air terjun sepi. Tidak ada penjual makanan dan minuman.

Gambar Perjalanan ke Air Terjun Jeneberang

Berikut beberapa gambar dalam perjalanan kami menelusuri Sungai Jeneberang hingga sampai ke hulu menemukan Air Terjun Jeneberang.

***

DEMIKIAN cerita traveling Menjelajahi Keindahan Tersembunyi Air Terjun Jeneberang di Gowa. Terimakasih sudah membaca sampai selesai.

Salam,

signature
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url