Kekeringan Membuat Manusia Melarat

Kekeringan di Tompobulu
Kekeringan di Tompobulu.

HAMPIR semua sumur di kampung kami mulai kering. Masyarakat banyak mengeluh. Sumber air makin sulit.

Bukan hanya kami - manusia - yang menderita. Hewan ternak dan tumbuhan juga merana.

Beberapa tanaman yang telah dipelihara bertahun-tahun, mati kekeringan. Daunnya hangus. Berubah dari hijau menjadi cokelat. Lalu jatuh berguguran ditiup angin.

Di depan rumah, kami punya sebuah sumur. Tidak dalam. Hanya sekitar delapan meter. 

Dulu airnya sangat banyak. Tidak pernah kering seperti sekarang ini. 

Sumur ini pernah sampai enam dinamo pompa air bertengger di atasnya. Ada enam rumah, belasan orang mengambil air dan menggunakannya.

Airnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti minum, mandi, mencuci, hingga menyiram tanaman dan memberi minum ternak sapi. Itupun airnya tidak pernah habis.

Sekarang, airnya makin sedikit. Dinamo pompa air tersisa empat. Untuk kebutuhan satu rumah pun sekarang sulit. Beberapa terpaksa beralih membuat sumur bor karena tidak lagi mendapatkan air sumur. 

Ada juga terpaksa membeli air per galon. Kalau sebelumnya, air galon dibeli hanya untuk kebutuhan minum. Sekarang, juga digunakan untuk mandi, cuci, kakus (MCK).

Semoga hujan segera turun. Turun dengan jumlah pas. Mencukupi untuk kehidupan makhluk hidup. Tidak berlebihan seperti di awal tahun kemarin yang membuat banjir di beberapa tempat.

***

DEMIKIAN catatan harian tentang kekeringan yang membuat manusia melarat. Terimakasih sudah membaca sampai selesai. Silakan tinggalkan jejak di kolom komentar agar kita bisa saling kenal.

Salam,

signature
Next Post Previous Post
1 Comments
  • Anonim
    Anonim 13 November 2023 pukul 20.42

    Hi Wahyu, senang membaca selalu tulisan mu. Semoga sehat selalu

Add Comment
comment url