Kabar Bahagia Dari Jarak 822 Kilometer

Kabar bahagia ini datang dari jarak cukup jauh. Sekitar 822 kilometer dari rumahku di Tompobulu, Maros, Sulawesi Selatan.


ISTRI kakak pertama saya, Widya, kemarin melahirkan di Rumah Sakit Samaritan Kota Palu, Sulawesi Tengah. Bayinya berjenis kelamin laki-laki.

Ini adalah anak pertamanya setelah menikah dua tahun lalu. Sementara bagi saya, ini adalah keponakan ketiga. Dua keponakan lahir dari rahim kakak kedua saya yang memang menikah lebih dulu.

Saya tiga bersaudara. Saya anak bungsu. Dua kakak saya sudah menikah dan punya anak. 

Jangan ditanya saya kapan?

Semua ada waktunya. Menikah bukanlah persoalan siapa duluan dan di belakang. Tidak perlu berlomba-lomba. Akan tiba waktunya.

Tinggal di Lindu, Melahirkan di Palu

Sebenarnya kakak saya tinggal di Lindu, sebuah kecamatan terpencil di Kabupaten Sigi. Jauh dari Kota Palu. 

Di kampungnya, hanya ada satu puskesmas. Tenaga medis dan peralatan medis sangat terbatas.

Kakak saya memutuskan ke Kota Palu bulan lalu -sebulan sebelum istrinya diperkirakan melahirkan. Di kota lima dimensi itu mereka sewa kos-kosan.

Kakak saya khawatir terjadi sesuatu dengan istrinya saat melahirkan. Usianya masih sangat muda. Baru 17 tahun. Ini juga pertama kali dia melahirkan.

Di Kota Palu, istrinya lebih sering pergi periksa. Berharap sang bayi sehat dan bisa keluar melihat dunia dengan selamat.

Melahirkan Caesar

Minggu lalu, kakak saya menelpon ke ibu. Dia beri kabar baik yang sedikit tidak menyenangkan. Istrinya tidak bisa melahirkan secara normal.

"Mau disesar (operasi caesar)," kata kakak saya.

Melansir dari situs siloamhospital.com, operasi caesar adalah proses melahirkan bayi yang dilakukan dengan pembedahan bagian perut serta rahim ibu, tepatnya di atas tulang kemaluan.

Pilihan melakukan operasi caesar disebabkan karena kondisi ibu yang beresiko jika melakukan persalinan normal.

Menjelang waktu melahirkan, kakak saya bersama istrinya telah mempersiapkan berbagai kebutuhan. Sebab akan dioperasi dan pasti akan menginap beberapa malam di rumah sakit.

Sehari sebelum operasi, kakak saya diminta menyiapkan dua kantong darah. Karena proses melahirkan apalagi secara caesar membuat kekurangan darah.

Sayang di rumah sakit tersebut kehabisan stok golongan darah B+ (golongan darah kakak ipar saya). Mulailah kakak saya mencari. Menelepon kesana kemari.

Kebutuhan itu juga diumumkan melalui berbagai kanal media sosial. Keluarga dan teman-teman ramai memenuhi beranda media sosial terkait kebutuhan itu.

Alhamdulillah dapat sebelum operasi.

Kakak ipar saya akhirnya operasi pagi hari. Alhamdulillah lancar. Anaknya keluar dengan selamat. Begitupun dengan dia.

Sesudah Kesulitan, Muncul Kebahagiaan

Setelah sembilan bulan mengandung, lalu operasi, semua seakan terlupakan melihat sang bayi keluar dengan selamat. Bahagia rasanya. Pasti.

Jangankan ibu dan bapaknya, saya sebagai paman, pun merasa bahagia. Meski tidak merasakan penderitaan seperti yang mereka alami.

Menjelang waktu tengah hari, gawai ibu berdering. Yang menelepon adalah Darwis, kakak saya. Dia video call WhatsApp.

Dari layar android, wajahnya begitu sumringah mengucapkan salam. Dia memberi kabar bahagia itu.

"Alhamdulillah sudah selesai operasi," kata kakak saya dari balik layar seluler.

Ia pun memperlihatkan bayinya dari kamera belakang androidnya.

Saya dan ibu turut tersenyum. Ikut merasakan kebahagiaan.

Kabar bahagia itu dengan cepat beredar di media sosial. Keluarga dari berbagai daerah di Indonesia langsung mengetahui.

Status kakak saya yang memasang foto anaknya itu langsung dipenuhi komentar suka cita. Semua ikut berbahagia.

Penutup

Demikian cerita tentang kabar bahagia dari jarak 822 kilometer. Terimakasih sudah membaca sampai selesai. Silakan tinggalkan jejak di kolom komentar agar kita bisa saling kenal.

Salam,

signature
Next Post Previous Post
12 Comments
  • fanny_dcatqueen
    fanny_dcatqueen 8 Februari 2024 pukul 11.37

    Alhamdulillah dilancarkan semua ya mas. Bayinya cakep banget. Semoga kakaknya mas dan si baby cepat pulih, cepat kembali ke rumah dan selalu sehat. Pasti senang rasanya kalo ada anggota baru di keluarga 😊

    • Wahyudin Tamrin
      Wahyudin Tamrin 8 Februari 2024 pukul 20.38

      Aamiin. terimakasih doanya mba.

      Iya, anggota baru di keluarga membuat suasana baru. Apalagi kalau ada anak kecil, bawaannya tidak pernah sepi. Selalu ada energi positif melihat bayi atau anak kecil. Tidak membosankan.hehe

  • Penghuni 60
    Penghuni 60 9 Februari 2024 pukul 14.58

    Wah, selamat ya mas... berarti ini ponakan mas ya... BTW lam knl, saya follow blognya ya... seneng kalo liat bayi kecil tuh... gemeeeesss... 😊

    • Wahyudin Tamrin
      Wahyudin Tamrin 9 Februari 2024 pukul 15.19

      Terimakasih sudah mampir ke blog saya. Dalam kenal juga.🙏

      Hehe iya, bayi selalu memberikan aura positif.😁

  • Penghuni 60
    Penghuni 60 9 Februari 2024 pukul 14.59

    Selamat ya mas....

    • Wahyudin Tamrin
      Wahyudin Tamrin 9 Februari 2024 pukul 15.20

      Iya terimakasih.🙏

  • Rivai Hidayat
    Rivai Hidayat 9 Februari 2024 pukul 17.16

    Jadi ikut bahagia setelah baca cerita ini.
    Semoga bayinya bisa tumbuh dengan sehat dan kuat. Serta berbakti kepada keluarga..

    • Wahyudin Tamrin
      Wahyudin Tamrin 9 Februari 2024 pukul 17.51

      Aamiin. Terimakasih bang.

  • Zam
    Zam 15 Februari 2024 pukul 03.56

    waw, si ibu baru berusia 17 tahun? dulu saat saya berusia 17 tahun kegiatan masih bermain-main ga jelas..  😅

    anyway, selamat datang ke dunia! semoga sehat dan bahagia semua!

    • Wahyudin Tamrin
      Wahyudin Tamrin 15 Februari 2024 pukul 11.11

      Hehe iya. Menikah muda.

      Aamiin.

  • duniamasak
    duniamasak 21 Februari 2024 pukul 10.42

    "Sesudah Kesulitan, Muncul Kebahagiaan." sehat-sehat untuk si kecil ya kak :)

    • Wahyudin Tamrin
      Wahyudin Tamrin 21 Februari 2024 pukul 20.20

      Iya. Begitulah hidup. Kesulitan dan kemudahan yang datang silih berganti membuat hidup lebih berwarna. Hehe

Add Comment
comment url