INI adalah hari kedua tahun 2024. Cuaca pagi hari mendung. Meski semalam tidak turun hujan. Tapi kemarin, hujan cukup deras.
Ibu selalu bangun lebih dulu. Setelah salat subuh, terus membuka kios di pagi hari. Cakrawala mulai terang. Tapi matahari belum muncul.
Lokasi kios hanya beberapa meter dari rumah. Kios itu dibuat oleh kakak saya waktu bulan ramadan tahun lalu.
Yah ibu mulai membuka usaha kios kecil-kecilan sejak delapan bulan lalu.
Ketika keluar rumah, ibu langsung bicara kepadaku. Dia berada di kios. Sementara saya di teras rumah. Pandangan saya tertuju ke kios yang posisinya lebih tinggi dari teras rumah.
"Banjirki," kata ibu.
"Ada mata air muncul," ibu melanjutkan.
Saya lalu melihat pekarangan. Banyak air. Tapi sebenarnya tidak banjir. Hanya memang air terus mengalir di depan rumah. Sumber air juga dari bawah tanah.
Saya pun keluar. Pergi ke sumur untuk melihat airnya yang sempat hampir kering saat kemarau tahun lalu. Airnya melimpah.
Kini sudah rata dengan tanah. Tangan saya pun sudah menjangkau dari tembok yang melingkar di atasnya.
Sumur ini dalamnya sekitar delapan meter. Diameter kurang lebih satu setengah meter. Volumenya kini sudah sangat banyak.
Cuaca mendung sejak pagi. Matahari mulai terik menjelang tengah hari. Namun, selepas duhur, hujan deras kembali mengguyur. Namun tidak terlalu deras.
Berbeda dengan hujan kemarin. Sangat deras. Saking derasnya, air hujan karena rimbun masuk ke teras. Cukup banyak.
Bahkan, rumah tante saya sampai kemasukan air. Tante saya terpaksa menimba airnya.
"Setiap tahun baru begini," kata tante saya.
Meski membuat pekerjaan baru di rumah, tapi tidak seberapa. Om saya dan petani di kampung bergembira dengan turunnya hujan.
Kini, petani dan masyarakat tidak lagi mengeluh kekeringan seperti tahun lalu. Sumber air sudah dekat. Air sumur melimpah. Tanaman yang sempat mulai kering, pun memunculkan tunas-tunas nya.
Rumput di ladang tumbuh subur. Ternak sapi turut bergembira. Mereka dapat makan dengan lahap.
Petani juga sudah menggarap sawah. Tanah yang sebelumnya sempat terbelah karena kekeringan, kini sudah berlumpur. Airnya bahkan melimpah ruah.
Sungguh, pada setiap peristiwa alam ini, ada tanda kekuasaan Allah bagi orang yang berpikir.
Tidaklah pantas kita mengeluh atas apa yang Tuhan berikan. Apalagi nikmat hujan yang manfaatnya begitu terasa setelah kemarau panjang.
Bukan hanya dirasakan oleh manusia. Tapi seluruh makhluk hidup. Termasuk tumbuhan dan binatang.
***
Ilustrasi hujan (Sumber: freepik.com). |
DEMIKIAN catatan harian tentang hujan, nikmat Tuhan yang harus disyukuri. Terimakasih sudah membaca sampai selesai. Silakan tinggalkan jejak di kolom komentar agar kita bisa saling kenal.
Salam,