Insomnia Berkelanjutan


Sudah enam malam berturut-turut saya susah tidur cepat. Dan sudah enam pagi pula selalu kesiangan bangun.


PADA Jumat lalu. Lewat sedikit, sudah masuk Sabtu sih, sekretariat tempat saya dilempari batu oleh orang tak dikenal.

Saya menganggap orang itu sebagai pengecut. Beraninya cuman menteror. Tidak berani menunjukkan kekuatannya.

Entah apa masalahnya. Tetapi dia tidak ada bedanya dengan akun-akun anonim di media sosial yang bertebaran mendengungkan kebencian dan teror, tetapi tidak berani menunjukkan identitasnya.

Saya sampai tidak bisa tidur itu malam. Sekitar jam 8 pagi baru saya bisa tidur. Itu hari pun saya cepat bangun, karena teman-teman sementara mempersiapkan segala sesuatu untuk melakukan rapat pleno di lembaga.

Saya bangun jam 11. Kemudian melakukan beberapa aktivitas, sebelum saya mandi pada sore hari dan berangkat ke lokasi rapat pleno.

Kebetulan lagi saya dapat amanah menjadi koordinator steering. Amanah baru setelah selesai dari lembaga. Yah meski hanya dalam skala kepanitiaan kecil.

Hari Sabtu itu, lagi-lagi tidak tidur. Rapat pleno mulai jam 10 malam sampai adzan subuh berkumandang. Skorsing selama 30 menit untu salat subuh kemudian lanjut lagi rapat sampai jam 10 pagi. Tidak ada tidur.

Setelah selesai rapat, saya barulah sarapan sekitar pukul 11. Kemudian kembali ke sekretariat. Langsung tidur.

Tidurku lumayan lama. Mulai jam 11 siang sampai jam 9 malam baru bangun.

Situasi sekretariat kembali sepi. Masih stay berjaga dan siap siaga. Tidak lama, seorang teman dari PPMI datang berkunjung.

Menemaninya ngobrol sejenak. Setelah itu, saya dihubungi oleh seorang pendamping di salah satu lembaga yang saya tempati mendaftar.

Saya diinterview. Salah satu syarat untuk masuk di organisasi itu. Mulai dari perkenalan singkat tentang diri saya, kelebihan dan kelemahan, pengalaman terbaik dan terburuk, dan seterusnya.

Hingga tengah malam, lagi saya kembali susah untuk tidur. Saya kembali membuka beberapa draft tulisan yang belum selesai, kemudian lanjut meneruskan tulisan hingga menjelang pagi. Sampai saya benar-benar kantuk, baru tidur.

Saya bangun lagi-lagi jam 11 siang menjelang tengah hari. Wah, sudah mulai jadi kebiasaan ni. Pikirku.

Kebetulan hari itu, Senin, saya lagi memiliki agenda di organisasi tingkat jurusan yang pernah saya geluti. Lagi-lagi saya sebagai steering, tetapi hanya anggota. Tidak seperti yang kemarin, sebagai koordinator.

Dalam forum rapat itu, pembahasan tentang pergantian pengurus dan persyaratan calon ketua baru, cukup alot. Dimulai pukul 15 sore dan selesai pukul 23.30. Menjelang tengah malam.

Mendengar kabar kalau salah seorang teman diserang lagi oleh OTK, saya langsung ke sekretariat. Membantu dan menemani teman-teman di sekretariat berjaga dan siap siaga.

Masih susah tidur dalam suasana seperti ini. Saya kembali tidur menjelang pagi. Dan bangun hampir jam 12 siang. Kebiasaan kemarin terulang lagi.

Ahh,,,kalau seperti ini, akan menjadi kebiasaan terus. Siang itu, dosen pembimbing saya baru membalas pesan Whatsaap. Padahal saya hubungi sejak kemarin.

Katanya, dia sedang di luar, dan sore baru bisa ditemui. Sekitar pukul 5 sore saya ke rumahnya. Cukup jauh sih, apalagi jalan raya sedang macet dan padat kendaraan waktu itu.

Di sana, seorang senior saya sudah menunggu. Katanya sudah 2 jam lebih menunggu, tetapi dosen saya belum juga datang.

Yah, ini secuil perjuangan yang harus dilalui. Butuh kesabaran. Bagi orang-orang yang tidak terbiasa.

Tetapi bagi saya, menunggu sudah menjadi kebiasaan saat masih menjadi jurnalis kampus. Kadang saya menunggu narasumber dari jam 1 sampai jam 6 sore.

Akhirnya dosen saya baru tiba saat adzan magrib hendak berkumandang. Katanya, dia sudah hubungi mahasiswa dan janjian setelah magrib. Rupanya, mahasiswa lain yang dia maksud.

Ia salat magrib dulu baru melayani saya dan senior saya. Tidak lama kemudian, rentetan junior satu angkatan di bawah saya bermunculan. Sekitar enam orang.

Ah, pasti ini yang dimaksud bapak dosen tadi. Ternyata betul. Mereka semua juga ingin konsultasi judul penelitian. Sementara saya konsultasi revisi hasil proposal penelitian. Dan senior saya konsultasi revisi hasil seminar hasil penelitian.

Karena beberapa hari saya tidak ke indekos teman nongkrong, melepas tawa dan penat, saya memutuskan ke sana. Menceritakan pengalaman ketemu dosen, dan sebagainya, lalu saling maccala dan menertawakan.

Kini, waktu sudah masuk subuh dan menjelang pagi, tetapi, rasa kantuk ini belum juga muncul. Akhirnya saya mengambil laptop dan menuliskannya. Agar, kebiasaan menulis tidak menurun.

Kata om Jay, salah satu guru blogger, menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang akan terjadi. Meskipun belum bisa setiap hari menulisnya, tetapi masih terus berusaha. Semoga mampu melakukannya esok atau lusa nanti. (*)

signature
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url