Teruslah Berproses Pengurus HMO FT UNM

Mubes HMO FT UNM
Penyerahan berkas hasil musyawarah besar kepada Ketua Umum HMO FT UNM.

Periode kepengurusan hanyalah soal waktu. Sejatinya, dedikasi dan proses belajar tidak dibatasi waktu, kecuali kita mati. Teruslah berproses dan belajar.

TERIMA kasih kepada pengurus HMO FT UNM periode 2019-2020 atas dedikasinya selama satu tahun lebih. 

Banyak badai yang menerpa periode ini, tapi percayalah, itu proses yang membuat kalian menjadi lebih dewasa memaknai peristiwa hidup. 

Laporan pertanggung jawaban dan hasil kinerja kalian hanya sebuah evaluasi, proseslah yang membentuk kalian.

Saya juga ucapkan selamat kepada adinda Irfan atas terpilihnya sebagai formatur ketua umum periode selanjutnya. 

Di depan ada banyak ombak yang siap menghantam "kapal" yang kau nahkodai. Tapi jangan takut, hanya dengan menghadapinya, kau bisa mencapai tujuan. 

"Jangan mencari ketenangan dengan memarkir “kapal” di dermaga," kata letting saya yang juga pernah jadi ketua.

Kemudian teruntuk panitia, terima kasih juga atas dedikasinya kalian selama kepanitiaan. 

Jangan pernah menyerah apalagi menyesal dalam berproses. 

Jangan puas dengan hasil ini, teruslah belajar dan berproses. Ambil setiap kesempatan yang ada, selagi kalian bisa.

***

SUKARDI, namanya langsung booming saat kegiatan. Koordinator konsumsi yang tampil beda selama kepanitiaan.

Dalam dua hari dua malam, tidurnya hanya sedikit. Ia bersama anggotanya sibuk mengatur, mengurus, dan menyiapkan makanan selama kegiatan. 

Mulai makanan utama (nasi dan lauk pauk), hingga konsumsi ringan (kopi, susu, teh, ekstra jos, dan cemilan) saat musyawarah. 

Ketika pekerjaannya semua selesai, ia juga masuk dalam forum untuk belajar.

Malam terakhir, menjelang subuh, suasana forum gegap gempita dalam ruangan seluas dua kali lapangan bulu tangkis itu. 

Sesekali hening hadir di tengah keriuhan adu mulut, ketika belum menemukan solusi. Tiba-tiba, suara ketukan di lantai papan sangat besar terdengar dari belakang.

Jelas bukan ketukan palu sidang yang ada di depan.

Ternyata itu suara ketukan kepala Sukardi. Ia tidak sadar terjatuh dengan sendirinya saat tidur.

Sebelumnya, ia tidur sambil duduk dengan memeluk kedua lututnya yang mencapaai dagu. Ia baru sadar setelah jatuh.

Puluhan pasang mata langsung tertuju padanya. Suasana pun kembali riuh dengan suara tawa peserta dalam forum.

“Pergi ko cuci muka dulu Sukardi,” kata salah seorang peserta forum.

Komeng (saya lupa nama aslinya), adalah koordinator acara. Dalam pesan kesannya sebelum penutupan kegiatan, ia mengaku baru kali ini berkegiatan selama dua hari dua malam. 

Sebagai koordinator acara, waktu tidurnya pun lebih sedikit.

“Waktu SMA saya sering ikut kepanitiaan seperti OSIS, rohis, tapi semuanya satu malam ji. Tidak pernah seperti ini,” katanya.

Beberapa kali dalam rapat ia blunder dan tidak fokus lantaran kantuk membayang-bayanginya. 

Apalagi ia selalu handel acara dalam mengatur tampilan pembahasan di proyektor. Hal itu wajar. Namanya juga baru belajar.

Sama dengan Sukardi, dimalam terakhir, Komeng ingin memindai QR Whatsapp web ke gawainya. Karena ada file di seluler cerdasnya ingin ditampilkan di laptop dan proyektor. 

Tetapi malam itu, kecerdasan selulernya mungkin menurun sehingga tidak bisa memindai QR Whatsapp web di laptop.

Karena tidak bisa, ia kembali mencoba memindai kode QR WA-nya yang tampil di layar. Tetap tidak bisa. Mungkin gawainya yang memang sedang bermasalah subuh itu.

Peserta forum kembali riak dengan tawa melihat tingkahnya yang mulai aneh saat menjelang subuh. 

“Mungkin mengantuk juga HP-mu jadi tidak bisa na-baca itu QR,” kata peserta forum sambil tertawa.

***

BUKAN hanya mereka berdua, masih banyak panitia lain yang sering membuat suasana forum menjadi cair kala situasi tegang berdeging. 

Rahmat misalnya, Ia akrab disapa Buton. Suara dan intonasi setiap kalimat yang ia ucapkan sangat khas daerahnya. 

Ditambah diksi yang ia gunakan saat menyampaikan pendapat kental dengan ciri-ciri otomotif. 

"Ketika menemukan benang biru masalahnya, ternyata hanya kesalahan teknisi,"

Begitupun mereka yang ditunjuk menjadi pimpinan sidang. 

Rasa takut menghantui karena terus menerus diteriaki oleh peserta forum yang terkadang membuat keributan satu sama lainnya saat bertanya.

Saya yang duduk di sampingnya, sebagai steering membisiknya. 

“Jangan tunduk. Jangan biarkan peserta forum berbicara sebelum kau persilahkan. Kalau mereka ngotot, kasi teguran. Kita punya tata tertib,” ucapku.

Yah, situasi seperti itu juga alhamdulillah pernah saya alami. Sebagai panitia dalam acara, ikut dalam forum meski planga-plongo, pernah ditunjuk menjadi pimpinan sidang. 

Juga pernah dibentak dan diteriaki saat memimpin sidang. 

Dalam situasi seperti itu, saya juga takut, dan gugup. Bagaimana tidak, saya sebagai paling junior, belum berani membantah. 

Apalagi pengalaman sebelumnya, jangankan membantah atau menegur senior, sekadar lewat di depannya tanpa mappatabe saja yah…….

Begitupun dengan pengurus himpunan. Alhamdulillah pernah berkecimpung, meski hanya satu periode.

Dan kini, kembali diberi amanah menjadi steering committee. Sebuah proses yang cukup banyak memberikan titik-titik pengalaman dalam berlembaga.

Semua bercak pengalaman itu memang terbatasi waktu. Tiga hari, satu minggu, satu bulan, juga satu periode atau satu tahun. 

Tetapi ilmu dan proses yang telah saya alami masih membekas, dan bisa saya aplikasikan dalam setiap langkah yang saling terhubung. Connecting the dots.

Memang lelah, apalagi diwaktu libur. 

Saat mahasiswa yang lain malam mingguan di Pantai Losari atau di puncak Gunung Bawakaraeng ataukah liburan di pantai, tetapi kita malah begadang dan menguras pikiran, duduk berdiskusi untuk memecahkan masalah. 

Tapi saya percaya, tidak ada proses yang menghianati hasil. Lelah, pasti. Kurang darah, apalagi.

Tapi, mari kita melihat sisi positifnya. Dalam kepanitiaan seperti ini, membuat kita semakin akrab. 

Kita bisa merasakan situasi dan kondisi yang sama. Bisa tertawa dan bercanda bersama senior dan junior, yang jika sebelumnya, itu agak susah.

Dan terpenting, kita bisa belajar cara berlembaga, cara menyampaikan argumen, cara memecahkan masalah bersama, cara persidangan, dan lain sebagainya. 

***

DEMIKIAN cerita tentang Musyawarah Besar Himpunan Mahasiswa Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar (HMO FT UNM). Terimakasih sudah membaca sampai selesai.

Salam,

signature
Next Post Previous Post
3 Comments
  • TANTOWI YAHYA BONDE
    TANTOWI YAHYA BONDE 22 September 2020 pukul 22.57

    Terimakasih sudah menulis ini kak, akan jadi kenangan kami angkatan 2019, yang jadi panitia mubes. Sukses selalu kak.

    • Wahyudin Tamrin
      Wahyudin Tamrin 23 September 2020 pukul 00.27

      Siap. Sukses selalu Dinda.👍

  • Zulfadli Noer
    Zulfadli Noer 23 September 2020 pukul 02.11

    Keren, lanjutkan dek

Add Comment
comment url